Mar 27, 2014

Worst thing ever

The worst thing ever is when you miss someone to a point where you can't breathe and you can feel your heart beating through your chest and your eyes are never focused because your mind is wondering about what he's doing right now and if he ate already and if he's having fun and if he's smiling and being happy and if he misses you too and it's so hard to forget about him because i'ts nightime here and you're left alone with your thoughts but it's the morning there and you wish you could see him next to you smiling in bed as the sun rises to waken you both but you can't cause distance is seperating you from him

and yes, i miss him so much



AZS

Honestly

Miss you so bad

AZS

Mar 26, 2014

Too late

"Segala sesuatu yang kita inginkan, akan terganti dengan segala sesuatu yang kita butuhkan"

Benarkah?
Ku rasa tidak.
Aku membutuhkanmu, namun aku mendapatkan yang kuinginkan.
Aku mendapatkan apa yang aku ingin, bukan yang aku butuh.
Nyatanya aku... membutuhkanmu

I thought I could handle the pain from being apart from you, but I guess I was wrong and it's too late to realize everything........


AZS

Mar 23, 2014

Zettai ni shiawase ni suru kara! 3

Semenjak kencan pertamanya dengan Minoru, Reiko tanpa sadar mulai terbiasa akan ketidakhadiran Katashi dalam hidupnya, perlahan Reiko mulai tidak terlalu memikirkan Katashi dan mulai bisa menjalani hidup normalnya. Reiko mulai bergaul kembali dengan teman-temannya, bahkan terkadang dia dan Mika pergi berbelanja atau sekedar makan ke Harajuku atau Shibuya.
Tidak, Reiko tidak seperti anak remaja jepang yang sangat berani memadupadankan pakaian, bisa dibilang Reiko termasuk gadis jepang yang sederhana namun tetap modis. Ia suka sekali memakai stocking berwarna atau stocking dengan model yang lucu dipadukan dengan rok mini serta sweater. Ya, Reiko sangat menyukai penampilan seperti itu.
Sementara bagi Minoru, semenjak kencan pertamanya dengan Reiko ia merasa bahwa ia benar-benar jatuh cinta terhadap Reiko. Minoru sangat menyukai cara Reiko tersenyum, cara Reiko tertawa, cara Reiko berbicara, bahkan cara Reiko berjalan. Setiap malam Minoru selalu terbayang wajah Reiko dalam benaknya. Namun Minoru tidak ingin terlalu terburu-buru, ia tahu bahwa Reiko masih menunggu Katashi lagi pula Minoru tidak ingin hanya dijadikan pelarian oleh Reiko. Minoru akan meyakinkan Reiko dan membuat Reiko melupakan Katashi, Minoru akan benar-benar menunjukkan kepada Reiko bahwa Minoru menyayangi Reiko lebih dari sekedar teman.
"Reiko, mengapa kau melamun saja?" tanya Mika, karena dari tadi Reiko terlihat sangat pendiam. "Oh, aku hanya bingung mengapa akhir-akhir ini aku tidak melihat Minoru ya diapartement maupun disekolah...Hm, Mika-chan apa dia memberi tahumu kemana dia pergi?" akhirnya mau tak mau Reiko terpaksa memberi tahu Mika apa yang sedang dia pikirkan, Reiko sangat berharap Mika tahu kemana saja Minoru selama 4 hari ini. "Oh Reiko-chan memangnya kau tidak tahu bahwa Minoru pergi ke Yokohama mengunjungi kakeknya, dia bilang bahwa kakeknya sakit parah sehingga orang tua Minoru memintanya untuk mengunjungi kakeknya di Yokohama. Kau tampak khawatir sekali dengan Minoru, ada hubungan apa kalian? Wah jangan-jangan kau mulai suka terhadap Minoru, ya?" goda Mika, ia tahu bahwa Minoru sudah lama menaruh hati kepada Reiko dan nampaknya semenjak Reiko pulang dari Kyoto mereka terlihat semakin dekat dan semakin sering bersama. "Ah tidak tidak, aku hanya bingung karena tak biasanya Minoru menghilang tanpa memberi tahuku. Eh....Memangnya aku siapanya? Lagipula Minoru tidak harus memberi tahu dimana dia berada kan? Ah...Aku hanya...Khawatir. Bisa saja dia diculik kan? Eh...Siapa pula orang yang ingin menculik Minoru?  Ah...Lupakanlah" entah kenapa mengapa Reiko merasa malu terhadap pertanyaan Mika, mendengar jawaban Reiko Mikapun tertawa karena ia merasa Reiko sudah salah tingkah hanya karena satu pertanyaan tentang Minoru.
Reiko menjalani harinya tanpa Minoru, ia merasakan ada sesuatu yang hilang tanpa kehadiran Minoru. Benarkah ia sudah mulai jatuh cinta terhadap Minoru? Tidak, ia tidak mungkin secepat ini melupakan Katashi, Reiko bukan tipikal orang yang mudah melupakan orang yang dicintainya.
3 hari kemudian Minoru kembali ke Tokyo, sudah genap seminggu minoru tidak bertemu dengan Reiko dan tidak mengabari Reiko, ia sangat merindukan gadis itu. "Minoru?! Kau sudah kembali?! Mengapa kau tidak mengabariku bahwa kau pergi ke Yokohama?!" Baru saja Minoru ingin masuk ke apartementnya Reiko sudah mencegatnya dengan segudang pertanyaan. "Hei, baru saja sampai sudah dapat ocehan dari anak manja. Biarkan aku duduk dulu, atau ambilkan aku ocha...Aku merasa tidak enak badan sejak kemarin" jawab Minoru singkat, sebenarnya ia tidak sakit, ia hanya ingin melihat reaksi Reiko setelah seminggu tidak bertemu dengannya apakah ada perubahan dengan gadis ini. "Kau sakit?! Bagaimana kau ini, kau kan harusnya mengurus kakekmu di Yokohama. Kau saja tidak bisa mengurus dirimu sendiri, bagaimana kau mengurus kakekmu disana? Kau sudah makan? Mau kubuatkan sup? Atau jangan-jangan selama seminggu ini kau selalu telat makan karena sibuk mengurus kakekmu? Ah, yang benar saja kau kan sudah besar, masa hanya seminggu di Yokohama membuatmu sakit. Anak bodoh, mengapa kau membiarkan dirimu..." belum selesai Reiko melanjutkan ocehannya, Minoru membekap mulut Reiko seraya berkata "Kau ini bawel sekali, kau mengkhawatirkanku, ya? Apa ku bilang, setelah kencan itu pasti kau akan jatuh cinta kepadaku" lalu Minoru tertawa puas karena berhasil menggoda Reiko dan membuat pipi Reiko bersemu merah. "Ah sudahlah, jangan menggodaku terus-terusan seperti itu!" Reiko kesal, namun tak bisa dipungkiri bahwa ia lega karena sudah melihat Minoru kembali ke Tokyo. "Sudahlah tak usah seperti itu, seminggu yang lalu aku menemukan sesuatu di dalam bukumu yang terjatuh di tangga, dan itu sangat berbahaya untukmu" Reiko langsung menatap Minoru heran dengan apa yang baru saja Minoru katakan. "Mengapa? Apa yang kau temukan?" Reiko semakin bingung dan kesal melihat reaksi Minoru yang tersenyum jail kepadanya. "Karena setelah ini kau akan semakin jatuh cinta kepadaku" lalu Minoru tertawa puas sambil berlari ke dalam apartementnya dan Reiko mengejarnya.
Apakah yang Minoru temukan di dalam buku Reiko? Bagaimana bisa Minoru memastikan setelah Reiko bisa semakin jatuh cinta terhadapnya? Hanya waktu yang dapat menajawab...................


AZS

Mar 16, 2014

Keep it or Leave it

If it's make you happy, just keep it
But if it's make you sad, leave it :)

Zettai ni shiawase ni suru kara! 2

"Kemana kita akan pergi Minoru? Kau bilang kau akan mengajakku kencan, namun sekarang sudah pukul 7 malam dan kau sama sekali belum membawaku ke tempat kencan. Ah...kau laki-laki yang payah Minoru" Reiko akhirnya mengomel tidak jelas setelah ia menunggu Minoru selama hampir 5 jam, padahal Minoru yang mengajak Reiko kencan, harusnya dia tidak membiarkan Reiko menunggu. "Reiko-chan sabarlah sedikit, kita tidak akan pergi kemana-mana hari ini lagi pula kau ini kenapa terburu-buru untuk pergi? Jangan-jangan kau mulai meyukaiku ya?" goda Minoru sambil menyeringai kepada Reiko. "Enak saja, mengapa kau ini selalu merasa dirimu adalah Dewa tertampan di seluruh jagad raya? Aku hanya bosan menunggumu, kau tahu? Sudah hampir 5 jam aku menunggu kabarmu, kau dari mana saja?" omel Reiko lagi, sepertinya Reiko sudah kembali seperti dulu dengan ocehan super panjangnya jika ia kesal dengan Minoru."Maafkan aku Reiko, aku tadi habis dari Shibuya membeli persediaan makanan yang sudah habis dan aku lupa mengabarimu. Sudahlah, mari kita ke apartemenku." jawab Minoru sambil meletakkan mantelnya dan menarik lengan Reiko. "Hei! Tunggu dulu, kau bilang kau ingin mengajakku kencan? Mengapa kau malah mengajakku ke apartemenmu?" kekesalan Reiko menjadi jadi karena sedari tadi Minoru tidak juga memberi tahunya kemana mereka akan kencan. "Kau ini cerewet sekali, sudah ikut saja aku pastikan kau akan terkesan dengan kencan kali ini" akhirnya Reiko menurut, dan setelah hampir 1 jam ia mengenakan penutup mata, Minoru akhirnya menunjukkan seperti apa mereka akan kencan malam ini.
Minoru memasakkan Reiko Kari Udon dan mereka makan malam di balkon apartemen Minoru, meja makan yang dihiasi lilin dan bunga mawar, dan nampaknya Minoru sudah meminta Dewa Langit untuk membiarkan langit malam cerah agar bintang dan bulan muncul. Ya, langit malam itu sangat cerah dihiasi bintang-bintang dan bulan yang bersinar terang.
"Benarkan? Kau akan terkesan malam ini?" goda Minoru sambil diiringi tawanya yang renyah. "Ba..Bagaimana kau tahu bahwa aku sangat menyukai langit malam bertabur bintang?" Reiko sangat terperangah dengan apa yang di lihatnya. "Reiko, aku selalu tahu tentangmu, hal kecil apapun tentangmu, warna kesukaanmu, bintang yang kau benci, hari yang kau tak suka, bahkan kuteks dan softlens kesukaanmu pun aku tahu" jelas Minoru sambil menarik kursi sambil mempersilahkan Reiko duduk.
"Kau selalu membuntuti ku ya?! Atau jangan-jangan kau penguntit seperti yang ada di novel-novel karena kau terlalu terobsesi denganku?! Atau malah jangan-jangan selama ini kau mengambil serpihan rambutku dan akan melancarkan sihir voodoo seperti di film film?! Ah kau ini..." Reiko terus-terusan bertanya untuk menutupi rasa malunya. Kalau boleh jujur, dia benar-benar sangat terkesan dengan apa yang Minoru lakukan untuk kencan pertamanya. "Reiko, berhentilah berhalusinasi dan berspekulasi yang tidak-tidak. Kita sudah kenal lama, dan aku selalu memperhatikan hal kecil dalam kebiasaanmu. Sudahlah aku tahu sehabis ini kau pasti akan jatuh cinta padaku hahahaha" goda Minoru, membuat pipi Reiko memerah dan membuat Reiko menampilkan senyyum simpulnya. "Mungkin kau benar, aku akan jatuh cinta padamu...Tapi bukan sekarang, kau masih payah Minoru hal seperti ini tidak akan membuatku jatuh cinta dengan cepat apalagi dengan laki-laki konyol sepertimu, kita lihat saja nanti" sergah Reiko, ya, Reiko memang bukan tipikal perempuan yang mudah jatuh cinta dan terlebih lagi Reiko sudah mengenal Minoru sejak lama, namun harus Reiko akui sejak ia menjelaskan segalanya kepada Minoru, ia merasa setiap kali berada di dekat Minoru jantungnya berdetak lebih cepat, dan terkadang ia tidak bernapas untuk sepersekiian detik. "Hahaha harus ku akui, kau gadis yang sulit untuk ditaklukan, namun kita lihat saja nanti apakah aku bisa menaklukanmu atau tidak, aku tidak akan menyerah Reiko-chan ingat itu ya!" ucap Minoru dengan memberikan senyum khasnya kepada Reiko dan dalam kalimatnya, ia sama sekali tidak terdengar seperti orang yang sedang bercanda.
Mereka menikmati kencan pertamanya dengan menghabiskan masakan Minoru dan berbicara banyak tentang hal-hal kecil sambil memandang langit diiringi lagu-lagu romantis kesukaan Reiko.
Mungkinkah Reiko jatuh cinta pada Minioru yang selama ini dia anggap sebagai kakaknya sendiri? Mungkinkah Minoru membuatnya melupakan Katashi? Biar waktu yang menjawab.............


AZS

Don't ever

Let her waiting for something isn't going to happen. Don't.

Zettai ni shiawase ni suru kara!

Malam itu Nishimura Reiko baru saja tiba setelah mengunjungi orang tuanya di Kyoto menuju apartemennya
Nishimura Reiko adalah anak perempuan berusia 17 tahun yang tinggal dan bersekolah di Tokyo, ia tinggal sendiri karena pekerjaan orang tuanya yang mengharuskan kedua orang tua Reiko pindah ke Kyoto.
Reiko menempati apartemen sederhana yang hanya terdiri dari 5 apartemen, lantai pertama terdiri atas 3 apartemen sementara lantai kedua terdiri atas 2 apartemen. Bangunan tua itu masih menyisakan 1 apartemen kosong yang letaknya tepat di depan apartemen Reiko, namun Reiko tidak perlu merasa khawatir karena pemilik apartemen dan tetangga tetangganya sangat baik dan sudah seperti keluarganya sendiri.
Reiko adalah gadis yang ceria, sampai Yashimura Katashi datang dan mengisi hidupnya.
"Oh Reiko Imoutosan, kau sudah pulang rupanya. Mengapa tidak mengabariku untuk menjemputmu di stasiun?" tanya Kitano Minoru, tetangga Reiko
"Ah tidak usah repot-repot Minoru Oniisan aku bisa pulang sendiri, dimana Kakek dan Nenek Koichi?" jawab Reiko sambil menaruh payung lipatnya dan meletakkan mantel supertebalnya, maklum saja musim dingin belum berakhir.
"Mereka sudah tidur, lagi pula ini sudah larut kan. Tadi mereka mengajak kita semua makan Udon bersama, Nenek Koichi dan Mika-chan yang memasaknya. Bagaimana liburan akhir pekanmu? Apa kau merasa lebih baik setelah mengunjungi orang tuamu?" Reiko mendengarkan penjelasan Minoru dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang pasti akan di ajukan Minoru. Ya, Reiko dan Minoru sangat dekat bahkan Minoru sudah menganggap Reiko seperti adiknya sendiri. "Aku baik-baik saja Minoru, tidak perlu mengkhawatirkanku lagipula sudah 3 bulan lebih dan aku baik-baik saja bukan?" namun Minoru tidak puas akan jawaban Reiko, dia sangat tahu bahwa Reiko masih menanti Katashi dan berharap Katashi akan memberikan kabar kepada Reiko, walaupun hanya mengabarkan bahwa dirinya masih hidup. "Reiko, kau tidak bisa terus-terusan seperti ini, ya kau memang baik-baik saja dalam 3 bulan terakhir. Namun tidakkah kau sadar bahwa kau seperti robot yang hanya makan-tidur-berjalan-minum-sekolah, bahkan kau tidak pernah lagi tertawa setiap kali aku membuat lelucon seperti dulu. Aku harus bagaimana agar kau tidak terus-terusan memikirkan laki-laki payah itu?" Minoru mulai kesal atas sikap Reiko selama 3 bulan terakhir ini, Reiko tidak punya pilihan..Ia sudah terlalu sering menghindari Minoru dan segudang pertanyaannya "Baiklah, ada yang ingin ku ceritakan padamu. Mari kita ke apartemenku saja aku lelah dan aku ingin makan setelah itu aku akan jelaskan apa saja yang ingin kau ketahu Minoru-kun"
Lalu mereka melewati beberapa anak tangga dan setelah Reiko menikmati kari buatannya, ia siap untuk berbagi dan menceritakan segala hal yang ingin diketahui Minoru.
"Baiklah, kau ingin aku menjelaskan dari mana? Tanyakan saja, aku sendiri bingung akan menceritakannya dari mana dan sejujurnya aku paling tidak suka mengingat kejadian ini" tanya Reiko sambil berjalan menuju sofa tempat Minoru duduk menantinya. "Reiko-chan seberapa berarti dia untukmu? Mengapa pula kau sampai seperti robot hanya karena dia pergi entah kemana? Bukan kah selama ini kau selalu meyakini dirimu untuk tidak menangis karena laki-laki?" tanya Minoru tak sabar akan penjelasan Reiko. "Katashi memang bukan cinta pertamaku, namun dia mengajariku banyak hal. Aku benar benar merasa nyaman didekatnya kau tahu? Dia sangat mengerti bagaimana menyikapiku...dan...dia juga sangat sopan, ya, sebelum aku tahu bahwa ternyata dia sama saja dengan laki-laki manapun" Reiko diam sebentar "Hari itu, aku dan teman temanku sedang berada di Shibuya dan aku...melihatnya...." air mata Reiko tak tertahankan, dan ia mulai menangis di pundak Minoru. "Aku melihatnya Minoru, dia bersama wanita itu. Wanita yang paling kubenci, kau tahu Momoko bukan? Primadona angkatanku, saingan nomor satuku, dan dia bersama Momoku...Dia merangkul dan tersenyum kepada Momoku seperti dia tersenyum dan merangkulku sewaktu kita bersama" Reiko masih terus menangis, dan tangan Minoru mengusap rambut-rambut ikal Reiko yang halus sambil mencoba menenangkan Reiko. "Lalu? Setelah itu apa yang terjadi?" tanya Minoru, menunggu Reiko melanjutkan cerita-ceritanya. "Dua hari setelah kejadian itu, aku menemui Katashi dan mencoba meminta penjelasannya, namun tanpa menjelaskan apapun ia pergi. Tidak, dia tidak memutuskanku Minoru...Kau tahu? Dia hanya pergi, dan aku tidak tahu kemana dia sekarang, aku sudah menanyakannnya kepada teman-temannya bahkan aku pun mendatangi rumahnya, dan rumah itu kosong. Mungkinkah Katashi pindah? Tapi mengapa dia tidak bilang bahwa dia akan pindah? Dan mengapa dia tidak menjelaskan apapun kepadaku tentang kejadian yang kulihat di Shibuya waktu itu?" tangis Reiko semakin menjadi jadi dan Minoru tetap membiarkannnya bersandar dibahu Minoru. "Reiko, untuk apa kau masih menantinya? Kalau kau memang berarti untuknya, sudah pasti dia akan menjelaskan segalanya kepadamu, dan kalaupun dia sudah bosan denganmu dia pasti akan memutuskanmu bukan meninggalkanmu tanpa kejelasan seperti ini. Untuk apa kau masih menangisi laki-laki pengecut itu sampai 3 bulan lebih seperti ini? Reiko, kau masih memiliki semua orang yang menyayangimu, berhentilah bersikap seolah-olah duniamu telah berakhir karena dia pergi tanpa memberimu kejelasan. Berhentilan bersikap seperti robot batu, kau masih memiliki orang yang menyayangimu, kau masih memiliki aku." jelas Minoru kepada Reiko dengan memberikan tekanan pada kata 'aku' dan segera memeluk Reiko dengan erat. "Kau benar Minoru, aku sudah bersikap berlebihan dan tidak menyadari apa yang ada di sekelilingku. Aku harus berubah menjadi Reiko yang dulu, yang ceria dan selalu optimis bahwa segalanya bisa berjalan dengan baik selama aku berusaha dan berada di dekat orang-orang yang menyayangiku. Mulai besok, aku berjanji tidak akan lagi menangis dan tidak akan menjadi seperti robot usang lagi. Aku akan kembali, lagi pula aku masih remaja dan tentu saja banyak sekali laki-laki yang bisa aku ajak kencan hahahaha" ucap Reiko ceria sambil menghapus air matanya dan menarik diri dari pelukan Minoru. "Ya, kau benar banyak sekali laki-laki yang bisa kau ajak kencan. Namun sebelum kau mengajak mereka kencan, bagaimana kalau aku yang mengajakmu terlebih dahulu? Dari dulu aku selalu saja terlambat dan di dahului oleh Katashi pecundang itu, maka kali ini aku tidak memiliki alasan untuk terlambat mengajakmu kencan lagi, bukan?" kali ini tidak ada nada bercanda dalam kalimat-kalimat yang baru saja Minoru ucapkan pada Reiko. Reiko akhirnya mngalihkan pandangan kepada Minoru, mata mereka bertemu, Minoru menatap lurus mata coklat Reiko. Tanpa disadari, jantung Reiko berdebar cepat dan napasnya tercekat, untuk sepersekian detik Reiko menahan napas dan menyadari bahwa tetangganya selama ini memiliki wajah yang menarik. "Hei, aku baru sadar ternyata kau tampan juga" ucap Reiko diiringi tawa. "Jadi, mulai sekarang kau baru benar-benar bisa melihatku? Berhati-hatilah bisa-bisa nanti setelah kencan kau malah jatuh cinta padaku" goda Minoru, tanpa disadari pipi Reiko memerah dan ia pun tersenyum simpul. Apakah dia benar-benar memiliki perasaan terhadap Minoru? Ah...ini terlalu cepat batinnya. Ia tidak ingin menjadikan Minoru pelarian sesaat, kita lihat saja nanti...............


AZS